Selasa, 12 Oktober 2010

MATERI KEBUMIAN--ASOSIASI MINERAL DALAM BATUAN

1
1. ASOSIASI MINERAL DALAM BATUAN BEKU
Pada batuan beku, mineral yang sering dijumpai dapat dibedakan menjadi dua
kelompok, yaitu:
1. Mineral-mineral asam = Felsic-minerals = Nonferromagnesian silicates
�� Tersusun atas silika dan alumina, umumnya berwarna cerah
�� Kuarsa : colorless, kadang-kadang putih susu atau kelabu
�� Feldspar Ortoklas : putih kemerahan atau merah jambu
�� Feldspar Plagioklas : abu-abu, putih susu, menunjukkan gejala striasi
�� Muskovit : colorless sampai coklat muda, berupa lempengan-lempengan tipis

2. Mineral-mineral basa = Mafic-minerals = Ferromagnesian minerals
�� Tersusun atas unsur-unsur besi, magnesium, dan kalsium; umumnya berwarna
gelap
�� Biotit : coklat tua – hitam, berupa lempeng tipis
�� Piroksen : hitam – hijau tua, pendek-pendek, kristal bersisi 8
�� Hornblende : hitam – hijau, kristal bersisi 6, panjang
�� Olivin : kuning kehijauan

ASOSIASI MINERAL DALAM BATUAN

Komposisi Mineral:
Berdasarkan mineral penyusunnya batuan beku dapat dibedakan menjadi empat:
1. Kelompok Granit – Ryolit; berasal dari magma asam, terutama tersusun oleh
mineral kuarsa, ortoklas, plagioklas Na, kadang terdapat hornblende, biotit,
muskovit dalam jumlah kecil.
2. Kelompok Diorit – Andesit; berasal dari magma yang bersifat intermediet,
terutama tersusun atas mineral-mineral plagioklas, hornblende, piroksen dan
kuarsa; biotit dan ortoklas dijumpai dalam jumlah kecil
3. Kelompok Gabro – Basalt; tersusun dari magma asal yang bersifat basa dan
terdiri dari mineral-mineral olivin, plagioklas Ca, piroksen dan hornblende.
4. Kelompok Ultrabasa; terutama tersusun oleh olivin dan piroksen. Plagioklas Ca
dijumpai dalam jumlah yang sangat kecil.

Status Mineral dalam Batuan Beku:
1. Mineral Primer, merupakan hasil pertama dari proses pembentukan batuan beku.
Mineral ini terdidi dari:
�� Mineral utama (essential minerals): yaitu mineral yang jumlahnya cukup
banyak (> 10%). Mineral ini sangat penting untuk dikenali karena
menentukan nama batuan.
�� Mineral tambahan (accesory minerals): yaitu minerl-mineral yang jumlahnya
sedikit (< 10%) dan tidak menentukan nama batuan, minsalnya: garnet,
leucite, hematit, magnetit, ilmenit, monazite.
2. Mineral Sekunder, merupakan mineral hasil ubahan (alterasi) dari mineral primer,
misalnya: kalsit, zeolit, epidot, clay mineral, epidote, klorit, pirit.

ASOSIASI MINERAL DALAM BATUAN
2. ASOSIASI MINERAL DALAM BATUAN SEDIMEN
Berdasarkan cara pengendapannya, batuan sedimen dibedakan menjadi dua golongan,
yaitu:
�� Batuan sedimen klastik: tersusun oleh klastika-klastika karena proses
pengendapan secara mekanis. Mineral penyusun batuan ini mempunyai resistensi
tinggi. Contohnya: kuarsa, biotit, hornblende, plagioklas, dan garnet.
�� Batuan sedimen non klastik: terbentuk karena proses pengendapan secara kimiawi
dan larutan maupun hasil aktivitas organinik. Contoh mineral penyusun: gypsum,
anhidrit, kalsit, halit.
Mineral-mineral yang umum dijumpai pada batuan sedimen adalah:
�� Kuarsa
�� Kalsit
�� Dolomit
�� Lempung: kaolinit, montmorilonit, hydromuscovite
�� Feldspar (ortoklas maupun plagioklas)
�� Siderit
�� Limonit
�� Gipsum
�� Kalsedon
�� Halit

3. ASOSIASI MINERAL DALAM BATUAN METAMORF
Mineral-mineral yang terdapat pada batuan metamorf dapat berupa mineral yang
berasal dari batuan asalnya maupun mineral baru yang terbentuk akibat proses
metamorfosa, sehingga dapat digolongkan menjadi:
�� Mineral yang umumnya terdapat pada batuan beku dan batuan metamorf seperti
kuarsa, feldspar, muskovit, biotit, hornblende, piroksen, olivin, hematit, dan
magnetit.
�� Mineral yang umumnya terdapat pada batuan sedimen dan batuan metamorf,
seperti kuarsa, muskovit, mineral-mineral lempung, kalsit, dolomit.
�� Mineral indeks batuan metamorf seperti:
ASOSIASI MINERAL DALAM BATUAN
�� Andalusit, berwarna coklat muda, prismatik, biasanya ditutupi oleh lapisan
mika,
�� Kianit, berwarna biru muda, bladed (prismatik),
�� Silimanit, berwarna coklat – hijau muda, prismatik,
�� Garnet, berwarna merah, hitam, hijau, bentuk kristal euhedral, isotropik, dapat
mengandung inklusi,
�� Staurolit, berwarna coklat tua, squat prismatik,
�� Kordierit, berwarna biru tua, prismatik,
�� Epidot
�� Klorit
�� dll



Sifat – Sifat Optik Mineral Dalam Batuan Metamorf Serta
Keterdapatannya dalam Batuan Metamorf

Mineral mineral dalam batuan metamorf turut mengalami kenaikan tekanan
dan suhu seiring dengan meningkatnya faktor tersebut dalam suatu peristiwa
metamorfisme. Komponen – komponen kimiawi yang menyusun suatu mineral dalam
batuan, pada akhirnya turut pula terpengaruh dengan pertambahan suhu dan tekanan
ini. Kondisi ini membawa perubahan pula pada sifat – sifat fisik mineral tersebut,
diantaranya adalah sifat optik mineral tersebut di bawah mikroskop polarisasi. Berikut
adalah sejumlah mineral – mineral yang terdapat dalam batuan metamorf, beserta
beberapa bagian dari sifat – sifat optiknya.
• Pada batuan metamorf yang terbentuk di bawah suhu rendah namun tekanan
tinggi pada fasies sanidinit, mempunyai kandungan silika yang sedikit.
Kebanyakan mineralnya yang mengandung sedikit kalsium silikat dan berasosiasi
dengan calcite, mempunyai kenampakan bening, indeks refraksi menengahtinggi,
biasanya menunjukkan kembaran lamelar, dan indeks dwi bias)
(birefringence) yang cukup tinggi. Mineral – mineral tersebut diantaranya :
1. Larnite (CaSiO4); α pada bidang {100} mempunyai sudut bidang kembaran 130.
2. Bredigite (Ca2SiO4); mempunyai kembaran pseudohexagonal, 2V = 300, tanda optik
= +.
3. Spurrite (CaCo3.2Ca2SiO4); 2V = 400, tanda optik = - .
4. Rankinite (Ca3Si2O7) ; 2V = 640, tanda optik = +, birefringence = 0.009.
5. Tilleyite (2CaCO3.Ca3Si2O7); 2V = 900.
6. Cuspidine [Ca4(F,OH)2Si2O7]; indeks refraksi relatif rendah, 1.60, dan
birefringence, 0.012.
7. Merwinite (Ca3MgSi2O8); dua set kembaran oblique, 2V = 700, tanda optik = +.
8. Monticellite (CaMgSiO4); seperti forsterite, namun dengan birefringence yang
lebih rendah, 0.011.
9. Melilite [Ca2(Al,Mg)Si,Al)2O7] ; uniaxial, tanda optik = -, tidak mempunyai
bidang kembaran.
Batuan yang biasanya mengandung mineral tersebut di atas adalah yang dihasilkan
dari metamorfisme kontak, pada fasies sanidinit, contohnya pada kontak antara flintbearing
chalk dengan leher intrusi batuan beku misalnya jenis diabase.
Wollastonite terdapat pada hornfels yang mengandung mineral diopside
bening, dan dapat dilihat pada pemeriksaan secara sepintas. Apabila diyakini
keberadaannya pada batuan, maka dapat dengan mudah kita pastikan dengan
pengukuran sudut pemadamannya (α pada bidang [001] = 340) dan sudut sumbu optik
(optic axial angle), serta tanda optiknya (2V = 35-400; tanda optik = -). Scapolite
memiliki kenampakan uniaxial dan negatif, mempunyai indeks refraksi rendah dan
birefringence yang cukup tinggi.
Plagioklas, albite, biasanya secara kasat mata tampak segar; mempunyai sifat
polimorf hasil metamorfisme pada suhu rendah (2Vγ ~ 760). Terdapat pada
metagraywacke, zona klorit tepatnya pada basis sekis pelitic.
Pada pelitic mica schist, muskovit mempunyai butir yang kasar, tipe phengitic,
bening, dan mempunyai sudut sumbu optik yang kecil (2Vα = 200 - 400).
Pada manganiferrous metacherts, mineral piedmontite terdapat dalam bentuk
prisma idioblastik ramping, yang memiliki elongasi paralel pada bidang {010} = β;
warna dan pleokroisme spectacular, α = canary yellow, β = pale amethyst, γ = berwarna
merah anggur tua/cenderung gelap.
Klorit pada batuan yang dihasilkan di fasies sekis hijau kebanyakan
mempunyai komposisi ferruginous prochlorite, dengan pleokroisme kuat, indeks refraksi
yang relatif tinggi (1.62 – 1.63), sudut sumbu optik yang kecil, tanda optik +, dan
warna interferensi kecokelatan sampai ungu.
Pada sekis biru, misalnya sekis glaukofan, mineral glaukofan dapat dikenali
dari pleokroismenya—α = kuning pucat – bening, β = violet atau biru lavender, γ = hijau
gelap. Mempunyai elongasi positif dan sudut pemadaman yang kecil γ Λ [001]. Crossite
mempunyai warna yang lebih gelap, dengan β = biru tua dan γ = biru violet (violet
blue), hampir uniaxial, dan secara optik negatif. Piroksennya, yakni ompachite,
berwarna hijau pucat, pleokroisme hampir tidak ada, dengan γ Λ [001] = 41 – 540, 2Vγ =
650 hingga 800.
Jadeite pada metagraywacke dapat ditentukan melalui birefringencenya yang
relatif rendah (γ – α = 0.012-0.015), 2Vγ sekitar 70-800, dispersi kuat, dan sudut
pemadaman γ Λ [001] sekitar 350.
Kyanite yang banyak terdapat pada garnet-mica schist, mempunyai orientasi
kuat, bidang schistosity nya pada {100}. Pada sayatan tipis yang dipotong sejajar
bidang schistosity nya, akan menunjukkan kenampakan bening, terdapat 2 belahan
berpotongan pada sudut 900, dan pemadaman inklinasi γ Λ z = 300.
Referensi : (Gilbert, C.M., et al, 1982, ‘Petrography, An Introduction To The Study Of Rock In
Thin Section’, 2nd edition, W.H. Freeman & Company, New York p. 491-550).

1. Batuan metamorf
A. Pendahuluan
Metamorfisme adalah proses perubahan mineralogi batuan pada kondisi padat
(solid), akibat perbedaan suhu dan tekanan pada kondisi tertentu dengan kondisi baru.
Proses ini diluar proses pelapukan dan diagenesa (Wingkler, 1967). Proses metamorfisme
ini berlangsung dalam kondisi isokimia. Batuan metamorf adalah batuan yang mengalami
proses metamorfisme.
B. Tipe Metamorfisme
Ditinjau dari setting geologi, tipe metamorfisme dapat dibagi menjadi dua bagian
yaitu metamorfisme yang terjadi secara lokal dan metamorfisme yang terjadi regional
(Wingkler, 1967).
• Metamorfisme secara lokal
Tipe metorfisme ini terbagi menjadi 2, yaitu
1. Metamorfisme kontak
Metamorfisme ini terjadi karena adanya intrusi magma. Karakter
metmorfisme ini yaitu tekanan rendah dengan suhu tinggi, sehingga jarang
ditemukan hasil metamorfisme tipe ini yang mempunyai orientasi. Hasil
metamorfisme jenis ini secara umum dikenal hornfels, dengan tekstur
hornfelsik yaitu batuan metamorf yang tersusun oleh pecahan ( splintery )
kristal berukuran halus. Luasan dari metamorfisme kontak sangat
tergantung dimensi dari intrusi magma, semakin besar dimensi maka
daerah pengaruh akan semakin lebar.
2. metamorfisme kataklastik
Metamorfisme ini terjadi di sepanjang zona sesar ( shear zone ). Karakter
tipe metamorfisme ini yaitu tekanan tinggi dengan suhu rendah. Tekanan
dihasilkan oleh gerusan antar batuan. Perubahan kimia tidak terjadi secara
signifikan. Tekstur yang dihasilkan berupa mylonytict.
• Metamorfisme secara regional
Tipe metamorfisme ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu metamorfisme regional
dinemotermal dan metamorfisme burial.
1. Metamorfisme regional dinamotermal
Metamorfisme ini terjadi secara luas dan berasosiasi dengan proses
orogenesa ( misalnya pembentukan pegunungan ). Karakter tipe
2
metamorfisme ini yaitu suhu tinggi dan tekanan tinggi. Daerah dengan
metamorfisme tipe ini berada sepanjang jalur orogenesa atau zona
penunjaman. Tekanan tinggi dihasilkan dari proses penunjaman dan suhu
tinggi dihasilkan dari friksi antar lempeng dan juga magma yang dihasilkan
baik oleh peleburan sebagian ( patial melting ) atau berasal dari mantel.
Pengaruh tekanan dan suhu tersebut meningkat secara menerus dari zona 1
yang paling dangkal ke zona lainnya yang lebih dalam. Batuan yang
dihasilkan dari proses ini menunjukkan efek kuat dari tekanan searah, yaitu
berupa struktur foliasi.
2. Metamorfisme burial
Metamorfisme tipe ini terjadi karena pembebanan batuan sedimen atau
batuan volkanik pada suatu cekungan. Suhu pada metamorfisme ini
berkisar antara 400° - 450° C. Perubahan tekstur batuan tidak banyak
berubah secara megaskopis, tetapi secara mikroskopis perubahan akan
dapat diamati.
C. Tekstur batuan metamorf
Tekstur batuan metamorf secara umum dibagi menjadi dua yaitu tekstur
kristaloblastik dan tekstur sisa (relict).
• Tekstur kristaloblastik
Merupakan tekstur yang terbentuk oleh proses metamorfisme. Tekstur ini sudah
berbeda dengan tekstur batuan asalnya ( protolith ).
Macam – macam tekstur kristaloblastik :
- Lepidoblastik, adalah tekstur batuan metamorf dengan mineral – mineral penyusun
berbentuk tabular.
- Nematoblastik, adalah tekstur batuan metamorf dengan mineral – mineral
penyusun berbentuk prismatik.
- Granoblastik – granular, dalam tekstur ini tersusun oleh butiran yang relatif
equidimensional (granular) dengan batas kristal suture ( jackson, 1970 ).
- Granuloblastik, tekstur ini tersusun oleh butiran yang ralatif equidimensional
(granular) dengan batas kristal unsuture.
- Granoblastik – polygonal,
- Dekusat, tekatur granoblastik dengan individu kristalnya cenderung berbentuk
subidioblastik, prismatik dan tersusun secara acak.
- Porpiroblastik, tektur dengan mineral besar di dalam mineral kecil
- Tekstur mortar, tektur batuan metamorf akibat penggerusan
3
• Tekstur sisa ( relict )
Merupakan tekstur batuan metamorf yang masih memperlihatkan tekstur batuan
asalnya. Penamaan tekstur ini menambahkan kata Blasto - .
Bentuk butir
• Idioblastik, kristal dibatasi oleh bidangnya sendiri ( seperti euhedra pada batuan beku
).
• Hypidioblastik, sebagian bidang batas kristal adalah bidang batas kristal lainnya (
seperti subhedra pada batuan beku ).
• Xenoblastik, seluruh bidang batas kristal adalah bidang batas kristal lainnya ( seperti
anhedra pada batuan beku ).
D. Struktur
Struktur batuan metamorf terbagi menjadi dua jenis yaitu struktur foliasi dan struktur
nonfoliasi.
• Struktur foliasi
Struktur foliasi adalah struktur batuan metamorf yang menampakkan penjajaran
mineral mineral.
- Slaty cleavage
Merupakan struktur foliasi planar yang dijumpai sebagai bidang – bidang belah.
- Phylitic
Merupakan struktur foliasi dengan tingkat rekristalisasi lebih kasar daripada slaty
cleavag
- Schystossis
Merupakan struktur foliasi yang terdiri dari perulangan mineral pipih ( missal
muskovit, klorit ) dengan mineral granular ( missal kuarsa, feldspar ) dengan mineral
pipih bersifat menerus. Struktur ini disebut juga closed schystossis.
- Gneissose
Merupakan struktur foliasi dengan kenampakan berupa perulangan mineral pipih
dengan mineral granular. Foliasi tidak menerus dan terpotong oleh kristal granular.
Strukur ini disebut juga sebgai struktur open schystossis.
• Struktur nonfoliasi
Struktur ini tidak menunjukkan adanya penjajaran mineral – mineral dalam batuan
metamorf.
4
- Hornfelsic Yaitu struktur non foliasi, tersusun oleh mineral – mineral
ekuidimensional, berbentuk mozaik.
- Mylonitic Struktur dengan ukuran butir halus, matriks tergerus, gores – gores
garis kuat, terdapat kenampakan seperti mata ( augen ).
Phylonitic Gejala dan kenampakan seperti mylonitic, mulai terjadi rekristalisasi

PENGELOMPOKAN MINERAL
1. PENGGOLONGAN MINERAL
Berdasarkan kandungan unsur kimianya mineral-mineral pembentuk batuan dapat
dikelompokkan menjadi beberapa kelompok ,antara lain:
1. Mineral Native (mineral unsur tunggal)
2. Mineral Sulfida
3. Mineral Oksida & Mineral Hidroksida
4. Mineral Halida/Halogenida
5. Mineral Karbonat, Nitrat & Borat
6. Mineral Sulfat
7. Mineral Fosfat
8. Mineral Silikat
A. MINERAL NATIVE
Mineral dalam kelompok ini hanya tersusun oleh unsur tunggal (native
element). Unsur-unsur yang ada di alam selain unsur gas dapat pula dibagi
menjadi unsur logam, transisi dan nonlogam. Contoh mineral native :
• Unsur logam : emas (Au), perak (Ag), tembaga (Cu)
• Unsur transisi : As, Bi
• Unsur nonlogam : belerang (S), grafit dan intan (C)

B. MINERAL SULFIDA
Sebagian besar mineral bijih termasuk dalam kelompok mineral sulfida.
Contoh mineral sulfida :
• Argentit (Ag2S)
• Kalkosit (Cu2S)
PENGELOMPOKAN MINERAL
• Galenit (PbS)
• Spalerit (ZnS)
• Kalkopirit (CuFeS2)
• Pirotit (FeS)
• Covelit (CuS)
• Cinnabar (HgS)
• Pirit (FeS2)
• Cobaltit (CoAsS)

C. MINERAL OKSIDA & HIDROKSIDA
Beberapa mineral oksida memiliki arti ekonomis yang penting, misalnya
mineral hematit, magnetit, kromit, kasiterit dan bauksit. Contoh mineral oksida
dan hidroksida antara lain :
1) Oksida
• Es (H2O)
• Cuprit (Cu2O)
• Korundum (Al2O3)
• Hematit (Fe2O3)
• Ilmenit (FeTiO3)
• Chrysoberil (BeAl2O4)
• Kasiterit (SnO2)
• Rutil (TiO2), dll.
2) Hidroksida
• Diaspore (AlO(OH))
• Goethit (FeO(OH))
• Manganit (MnO(OH))
• Limonit (FeO(OH). nH2O)
• Bauksit (Al(OH).nH2O), dll.

PENGELOMPOKAN MINERAL
D. MINERAL HALIDA/HALOGENIDA
Mineral tersebut tebentuk dari persenyawaan antara unsur logam dengan
unsur halogen seperti fluorin, chlorin, bromin dan iodin. Contoh mineral :
• Sylvit (KCl)
• Ceragyrit (AgCl)
• Halit (NaCl)
• Fluorit (CaF2), dll.

E. MINERAL KARBONAT, NITRAT & BORAT
Mineral karbonat merupakan mineral yang tersusun oleh persenyawaan unsur
logam dengan gugus karbonat (CO3
2-). Contoh mineral karbonat :
• Kalsit (CaCO3)
• Dolomit ((Ca, Mg)(CO3)2)
• Magnesit (MgCO3)
• Azurit (Cu2(CO3)2 (OH)2), dll.
Mineral nitrat tersusun oleh persenyawaan unsur logam dengan gugus nitrat
(NO3
-). Contoh mineral nitrat :
• Soda niter (NaNO3)
• Niter (KNO3)
Mineral borat tersusun oleh persenyawaan unsur logam dengan gugus borat.
Contoh mineral nitrat :
• Borachit (Mg7Cl2B16O30)
• Boraks (Na2B4O7.10H2O), dll
F. MINERAL SULFAT
PENGELOMPOKAN MINERAL
Mineral sulfat meskipun banyak jumlahnya, namun hanya sedikit yang
terdapat secara umum. Contoh mineral sulfat :
• Barit (BaSO4)
• Anhidrit (CaSO4)
• Celestit (SrSO4)
• Gypsum (CaSO4.2H2O)
• Angelsit (PbSO4), dll.
G. MINERAL FOSFAT
Sebagian besar mineral ini terdiri atas fosfat, tetapi keterdapatannya jarang.
Mineral fosfat yang paling umum ditemui adalah apatit. Contoh mineral fosfat :
• Apatit (Ca5(F,Cl)(PO4)3)
• Monazit ((Ca,La,Di)PO4)
• Turquois (Al2(OH)3PO4.H2O)
• Lazulit (MgAl2(OH)2(PO4)2), dll.
H. MINERAL SILIKAT
Mineral silikat merupakan mineral pembentuk batuan yang paling umum
dijumpai dan keterdapatannya sangat melimpah. Mineral tersebut mengandung
gugus silikat yang berikatan dengan unsur lainnya. Contoh mineral silikat :
• Kuarsa (SiO2) dan varietasnya: amethyst, carnelian, krisopras, bloodstone,
agate,onyx, flint, chert, jaspis, dll.
• Plagioklas ((Na,Ca)AlSi3O8)
• Ortoklas (KalSi3O8)
• Hornblende (Ca2(Mg,Fe)4Al(OH)2(AlSi7O22))
• Biotit (K(Mg,Fe)3(OH)2AlSi3O10)
• Muskovit (KAl2(OH)2AlSi3O10), dll.

Sabtu, 09 Oktober 2010

Menunda Pekerjaan = Menunda Kesuksesan

0

Terkadang menunda pekerjaan dianggap sepele oleh sebagian orang. Tapi tahukah anda bahwa ketika kita menunda pekerjaan berarti menunda kesuksesan. Penundaan bisa mempengeruhi setiap aspek kehidupan dan dapat merusak cita-cita yang sudah anda bangun sejak lama. Kita cenderung tidak bisa meaju dengan kebiasaan buruk seperti itu. Memang terkadang kita sibuk dengan berbagai pekerjaan. Oleh karena itu sangat sulit untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan dalam satu waktu. Hal inilah yang meyebabkan pekerjaan yang lain harus ditunda terlebih dahulu. Kita cenderung melakukan pekerjaan yang mungkin membuat kita merasa senang. Bukan prioritas yang di utamakan akan tetapi kesenangan.
Ciri-ciri penunda pekerjaan adalah orang yang mengandalkan mood untuk melakukan segala sesuatu. Sebenarnya kita punya kesempatan untuk memulai segala sesuatu setahap demi setahap. Namun, ketika tidak ada mood kita malas untuk memulai segala sesuatu. Selain mengandalkan mood, penunda pekerjaan dihinggapi rasa takut gagal. Menyerah sebelum mencoba. Anda tidak tahu bahwa sebenarnya di dalam diri anda tersimpan kekuuatan besar yang bisa membawa Anda untuk meraih cita-cita Anda. Ciri lain yaitu tidak pernah menyelesaikan pekerjaan pada waktu yang tepat. Kebiasaan buruk ini tidak hanya merugikan anda sendiri akan tetapi orang lain ikut merasakannya. Oleh karena itu kebiasaan MENUNDA PEKERJAAN perlu dihindari demi kesuksesan hidup Anda. Berikut beberapa cara untuk menghilangkan kebiasaan buruk menunda pekerjaan :
1.     Keberhasilan kecil
Ketika anda mendapat suatu tugas, hal pertama yang anda pikirkan adalah "apa yang akan saya dapat jika saya menelesaikan pekerjaan ini?" Ini dapat memberikan motivasi kepada Anda untuk segera menyelesaikannya.
2.     Mengatur Waktu
Membuat pengaturan waktu yang sesuai dengan kesibuka Anda. Anda memiliki waktu saat kekuatan penuh maupun saat kekuatan sedang menurun. Gunakan waktu saat kekuatan penuh untuk melakukan pekerjaan yang membutuhkan konsentrasi. Kemudian saat waktu dimana kekuatan Anda menurun gunakan untuk melakukan pekerjaan yang lebih ringan.
3.     Menentukan Sasaran
Anda pasti memiliki tujuan dan sasaran dalam melakukan segala hal. Membuat sasaran tidak perlu hal-hal yang besar. Mulailah memiliki sasaran sesuai dengan apa yang bisa Anda lakukan. Sangat perlu membuat sasaran yang lebih spesifik. Hal ini akan membuat tingkat keberhasilan menjadi lebih besar karena Anda bisa tahu apa yang benar-benar seharusnya dilakukan.
4.     Membiasakan Membangun Rutinitas
Penundaan mungkin disebabkan karena Anda memanjakan diri dengan berbagai aktivitas. Sebaliknya bila anda membiasakan diri menyediakan waktu untuk aktivitas tertentu. Maka dengan sendirinya pikiran akan mengingatkan Anda unruk segera mengerjakannya.
5.     Menghilangkan Rasa Terpaksa
Ketika rutinitas anda telah terbangun, maka pekerjaan yang tadinya wajib kini menjadi sebuah keinginan. Dengan sikap seperti ini rasa terpaksa yang kerap kali membuat Anda menunda pekerjaan menjadi berkurang atau bahkan hilang menjadi sebuah kebutuhan.
6.     Tidak ada yang Sempurna
Keinginan untuk menyelesaikan pekerjaan seperfect sering membuat pekerjaan menjadi tertunda. Berbuat sebaik mungkin memang tidak salah. Namun, kita juga harus menyadari bahwa kita hanyalah manusai yang tidak luput dari kesalahan dan dosa.
            Apapun cita-cita anda, pasti bisa anda wujudkan selama anda mau berusaha dan tetap konssten dengan keyakinan Anda. Jangan MENUNDA KESUKSESAN dengan MENUNDA PEKERJAAN. Let’s start from now!!
Originaly posted by : anna